Polarisasi
1. Pengertian Polarisasi
Jenis gelombang yang dapat mengalami fenomena polarisasi hanyalah
gelombang transversal. Dengan demikian, gelombang elektromagnetik pun dapat
dipolarisasikan karena gelombang-gelombang penyusunnya,yakni komponen medan
magnet dan komponen medan listriknya mempunyai sifat umum seperti gelombang
transversal. Karena cahaya termasuk gelombang elektromagnetik maka gelombang
cahaya juga dapat mengalami polarisasi. Polarisasi cahaya dapat terjadi karena
4 faktor, yaitu refleksi(pemantulan),
refraksi(pembiasan) ganda, absorpsi(penyerapan), dan hamburan.
Untuk melakukan polarisasi cahaya kita
memerlukan bahan yang berfungsi sebagai polarisator dan analisator. Teknik ini
menggunakan prinsip polarisasi karena
cahaya absorpsi. Ketika cahaya normal melewati bahan polarisator maka gelombangnya
akan terpolarisasi ke satu arah/bidang saja. Hal ini terjadi jika gelombang
cahaya dengan vector medan listrik Ē sejajar dengan arah gerak. Ketika sudut
analisator diubah dari 00 ke 900 maka intensitas
gelombang menurun. Cahaya tidak dapat melewati analisator jika diputar hingga
sudut 900. Di analisator semua komponen E yang tegak lurus sumbu
transmisi analisator diserap, hanya komponen E yang sejajar sumbu analisator
diteruskan. Sehingga kuat medan listrik yang diteruskan analisator
menjadi; E2=E cos θ. Jika cahaya alami tidak terpolarisasi yang
jatuh pada Polaroid pertama memiliki intensitas I0, maka cahaya
terpolarisasi yang melewati polarisator adalah; I1 = ½ I0.
Cahaya dengan intensitas I1 ini kemudian menuju analisator dan
akan keluar dengan intensitas menjadi; I2
= i1 cos 2θ
Pada gelombang elektromagnetik, polarisasi tidak hanya dapat dilakukan
menggunakan Polaroid tetapi juga dapat terjadi melalui pembiasan dari satu medium ke medium lainnya. Hal ini juga disebut
polarisasi karena pembiasan. Cahaya yang melalui bahan dengan indeks bias ganda
akan mengalami pembiasan dalam 2 arah yang berbeda.
Polarisasi dapat terjadi karena pemantulan atau refleksi. Cahaya alamiah yang tidak terpolarisasi, jika
dijauhkan dari udara ke permukaan air sebagian akan dibiaska dengan sudut bias
r, dan sebagian akan dipantulkan dengan sudut pantul i. Pada sudut datang
tertentu sinar pantul akan mengalami polarisasi. Pada saat itu sudut datangnya
dinamakan sudut Webster. Secara umum dapat dirumuskan dengan tg ip = n1
. jika cahaya dijatuhkan pada permukaan kaca yang indeks biasnya nk,
maka sudut polarisasinya adalah tg Ip
= nk .
Jika cahaya dilewatkan pada suatu medium,
partikel-partikel medium akan menyerap dan memancarkan kembali sebagian cahaya
itu. Penyerapan dan pemancaran kembali cahaya oleh partikel-partikel medium ini
dikenal sebagai fenomena hamburan.
Pada peristiwa hamburan cahaya yang panjang gelombangnya lebih pendek cenderung
mengalami hamburan dengan intensitas yang besar, hamburan ini dapat diamati
pada warna biru yang ada di langit kita.
2. Contoh soal Polarisasi
1. Suatu
zat terletak didalam air dengan indeks bias n1= 4/3. Seberkas sinar yang
mengenai zat ini akan mengalami polarisasi. Jika sinar datang dengan sudut
polarisasi 600. Hitung berapa besar indeks bias zat n2?
Jawab:
Tan 1 = n2
n2 = n1 tan θ
n2 = 4/3 tan 60
n2 = 4/3
n2
= 4/3
2. Dua
buah Polaroid menghasilkan intensitas cahaya yang diamati mata I2=1/4
I1. Jika I1 adalah intensitas yang dilewatkan polarisator
P1, tentukan besar sudut yang dibentuk sumbu polarisator P1 dan sumbu
analisator P21
Jawab:
I2
= I1 cos θ
¼I1
= I1 cosθ
¼
= cos θ
θ
= 600
Komentar
Posting Komentar